Haru biru

Dear Almighty Allah, thank you for giving me this precious gift ever. Yes, he's my baby.

Tak terasa waktu berjalan sangat cepat. Dia pun tumbuh dengan cepat. Hari demi hari berlalu terlalu cepat bahkan. Rasanya seperti baru kemarin saya meregang nyawa, mengerang kesakitan saat melahirkannya. Rasanyapun seperti baru kemarin saya memutuskan berhenti bekerja. Begitulah waktu berjalan semenjak kehadirannya, terutama dengan polahnya yang kadang menguras tenaga membuat saya lupa terhadap waktu. Yah, ternyata begitulah bayi. Bayi yang segera menjadi anak. Anak yang segera menjadi remaja. Remaja yang segera menjadi dewasa. Dewasa yang akan menjadi orangtua.

Kemarin adalah hari yang mengharukan buat saya. Kemarin saya menyaksikannya berdiri sendiri. Dia memang sudah bisa berdiri sejak 8 bulan, tapi seringnya berpegangan, kadang lepas tangan tapi tidak sampai 5 detik lalu jatuh. Kemarin itu berbeda. Dia berdiri sendiri, lepas tangan, baik posisi yang tegak maupun tidak. Dia menyeimbangkan tubuhnya sendiri. Dia mendatangi saya, menggapai sesuatu yang saya pegang, memegangnya, dan tetap berdiri dalam waktu yang cukup lama. It brought me into tears. Tears of happiness obviously. Mungkin terdengar biasa saja untuk para ibu atau orang lain, tapi buat saya ini monumental sekali. Mengapa? karena sebentar lagi adalah fasenya berjalan hingga akhirnya dia berjalan sendiri. Tidak dibantu. Tidak digendong. Tidak ingin dilarang. Tidak membutuhkan saya lagi. Sulit untuk diungkapkan rasanya tapi yang bisa saya tuliskan adalah sedih dan bahagia. 

Jadi sekarang ini, dia yang masih selalu ingin digendong, dia yang menangis bila tidak digendong, akan saya biarkan. Dia yang tidak mau duduk di kursi makan saat makan, hanya mau bila digendong. Dia yang menangis saat duduk di stroller ketika bepergian, dan hanya mau bila digendong. Meskipun lelah, pegal, tak apa lah, kapan lagi saya dapat menggendongnya kalau bukan sekarang.  Tidak dianggap sebagai beban, karena dia bukan beban. Dia, anak yang tidak pernah minta untuk dilahirkan. Tapi kita, orangtua yang sangat mengharapkannya lahir. Jadi saya rasa tak perlu lah saya banyak mengeluh karena lelah dan pegal karena mengurusnya sepanjang hari atau karena menggendongnya setiap waktu. Enjoy every single time you have with your loved one.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soto Seger Hj. Fatimah, Boyolali

Product Review: The Body Shop Born Lippy Lip Balm Passion Berry

Baby Stuff: Mamy Poko Extra Dry vs Pampers Active Baby